“Bukan Garda Depan” Kisah Perjuangan Barisan Pejuang Covid

23/01/2021

Catatan Merekam Pandemi

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa dan Bali telah berlangsung hampir dua minggu. Tanggal 11-25 Januari 2021 PSBB Jawa Bali terpaksa diberlakukan oleh pemerintah pusat, bukan lagi inisiasi pemerintah daerah setempat. Hal ini sebagai langkah menghadapi kasus Covid-19 di Indonesia semakin berat khususnya di Jawa dan Bali. Rumah sakit dan tim medis sudah mulai kewalahan. Masyarakat sebagai garda depan dalam pengendalian virus ini tak juga memiliki kesadaran yang tinggi, terbukti ajang kumpul-kumpul dan kerumunan ditempat umum tanpa protokol kesehatan masih kerap terjadi. 

Ada hati yang perih dan menangis melihat kondisi ini. Mereka harus maju mendekat dan bersentuhan langsung dengan virus ini disaat yang lain dihimbau untuk menjauh dan bersembunyi. Mereka adalah barisan pekerja di lingkungan pusat layanan kesehatan. Mereka ini bukan hanya tim medis dokter dan perawat, tetapi banyak profesi lain yang terlibat. Mereka yang bekerja bertaruh nyawa harus menahan getir saat melihat orang-orang yang dihimbau menjauh dan melindungi diri ini malah abai dan membiarkan diri mendekati virus tanpa pelindungan. Warga +62, begitulah mereka menyebutnya.

Petugas Laundry Infeksius Covid-19 di RSA UGM Yogyakarta

Yogyakarta, sebuah propinsi kecil tetapi kasusnya meroket tajam dan sempat ditetapkan sebagai daerah yang kritis oleh pemerintah pusat. 15 Januari 2021 beredar liputan investigasi para jurnalis dari berbagai media tentang kondisi kedaruratan Covid-19 di Yogyakarta. Hasilnya sungguh mencengangkan. Yogyakarta sedang tidak baik-baik saja. Salah satu lokasi liputan dan investigasi mereka adalah Rumah Sakit Akademik UGM. Membaca berita ini mengingatkan kembali perjalanan pendokumentasian perjuangan para pekerja di RSA UGM yang dilakukan Dibalik Bingkai diawal pandemi. Tulisan ini kami buat untuk berbagi cerita bagaimana dibalik proses produksi dokumenter kami tentang pandemi di Yogyakarta saat itu.

Baca Juga:   MATERI PELATIHAN KEARSIPAN BAGI LEMBAGA/KOMUNITAS SOSIAL/NGO
Video yang dirilis oleh sejumlah jurnalis tentang ketersediaan ruang perawatan pasien Covid-19 di Yogyakarta

Pada awal pandemi Covid 19 ketakutan menyelimuti semua lapisan masyarakat. Banjir informasi tentang virus ini semakin menambah kebingungan dan ketakutan. Fenomena lockdown yang digencarkan oleh kampung, komplek perkantoran dan pemukiman marak terjadi. Setiap diri diuji ketahanan dan kematangan mentalnya. Mau bersikap seperti apa, adalah pilihan masing-masing. Ada yang memilih bersembunyi sambil memelihara ketakutan, ada yang berani keluar secara terukur untuk terus beraktivitas.

Menghadapi kondisi serba kalut dan sulit diprediksi, Dibalik Bingkai sebagai komunitas yang konsen terhadap bidang documentary tak bisa berdiam diri melihat peristiwa yang terjadi ditengah pandemi ini. Belajar dari pengalaman sulitnya mendapatkan referensi dan jejak pandemi yang pernah menghampiri bumi, maka merekam pandemi adalah langkah untuk menaklukkan ketakutan, belajar menguasai keadaan, dan meninggalkan warisan pengetahuan tentang pandemi ini untuk generasi ratusan bahkan ribuan tahun yang akan datang.

Merekam pandemi lewat lensa untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa dan gerakan-gerakan yang Indonesia lakukan dalam mengendalikan pandemi serta mendengarkan dan mengabadikan keluh kesah suka duka orang-orang yang berjuang dalam menangani pandemi ini. Dibalik Bingkai harus memilih objek yang akan direkam secara spesifik. Hal ini atas pertimbangan keterbatasan yang ada serta upaya tetap menjaga dan melindungi diri dari ganasnya virus ini. Rekaman peristiwa dan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh masyarakat dalam menangani pandemi telah banyak direkam oleh publik. Kerja documentary idealnya adalah saling melengkapi, karenanya kami memilih objek barisan para pekerja di rumah sakit.

Seorang perawat RSA UGM sedang mengecek keadaan pasien positif Covid-19

Para medis ini (bukan hanya dokter dan perawat) penting untuk direkam guna mendapatkan gambaran detail tentang bagaimana negara ini melalui rumah sakit dan tenaga-tenaga medis menangani pandemi. Perkembangan pengetahuan apa yang dipelajari dan diperoleh selama menangani pandemi ini. Mengambil lokasi di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Dibalik Bingkai mendapatkan ijin dan kesempatan untuk merekam strategi kerja, pengalaman kerja menghadapi pandemi yang berkesan, sera suka duka para barisan pekerja medis ini.

Baca Juga:   MEMBEDAH FILM DOKUMENTER SEJARAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Petugas kebersihan di bangsal Covid-19 RSA UGM

Para pekerja medis yang kami rekam mulai dari Ketua Satgas Covid-19 RSA UGM, dokter spesialis paru-paru, dokter THT, dokter umum, dokter penanggung jawab laboratorium pengujian Covid-19, perawat, petugas gizi yang mengatur menu pasien Covid-19, cleaning service di bangsal Covid-19, dan petugas laundry yang bertanggung jawab mencuci bahan-bahan infeksius atau bahan yang terpapar virus Covid-19 yang dipakai oleh pasien dan petugas medis yang menangani pasien covid.

Petugas gizi menyiapkan menu untuk pasien Covid-19

Rekaman kisah mereka semua kami rangkai dalam sebuah film dokumenter “Bukan Garda Depan”. Sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh mereka, barisan para pejuang medis di rumah sakit, bahwa mereka bukan garda depan, mereka adalah gawang atau penjaga terakhir ketika masyarakat kalah dan tak mampu menghindar dari serangan virus ini. Masyarakatlah yang menjadi garda depan, yang seharusnya melawan dan menghindar dari serangan virus ini.

Kelalaian masyarakat yang berakibat pada terinfeksi virus, menjadi beban bagi para tenaga medis ini. Semakin banyak masyarakat yang lalai dan kalah, maka semakin berat beban yang mereka tanggung. Mereka manusia yang juga memiliki rasa takut dan Lelah, tetapi rasa itu tak sempat mereka rasakan demi menyelamatkan jiwa manusia. Tapi, kemarahan tak bisa mereka bendung saat sejawat mereka yang wafat karena berjuang justru ditolak dan ditelantarkan. Mereka tak bisa membendung kesedihan dan air mata, saat mereka menahan lelah, kantuk, haus dan panas demi menyelamatkan jiwa manusia, sedangkan diluar sana banyak masyarakat yang berhura-hara mengejar kesenangan dengan mengabaikan nyawa sendiri.

Baca Juga:   Documentary Workshop Perpustakaan UGM
Ketua Satgas Covid-19 RSA UGM
Ketua Satgas Covid-19 RSA UGM

Film dokumenter Bukan Garda Depan yang ada di kanal Youtube Dibalik Bingkai sejak Juni 2020 ini, menjadi perantara para pejuang medis dalam menuangkan keluh kesahnya dan menyampaikan pesan kemanusiaan untuk kita semua. Mereka tidak minta banyak, mereka tidak minta untuk dihargai, mereka hanya minta untuk dimanusiakan dan meminta kita untuk menjaga dan menyelamatkan nyawa kita masing-masing. Perjalanan panjang menghadapi pandemi ini tak seyogyanya ada yang merasa dikhianati oleh bangsanya sendiri. Ada keadilan bersama, bukan kesenjangan yang mencolok mata. Disana ada mereka yang berjuang mati-matian, sedangkan disini ada yang bersenang-senang tak karuan. 

Yuk tonton langsung dokumenter “Bukan Garda Depan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *